Pengantar
Penelitian quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang berusaha menemukan hubungan sebab-akibat antara variabel, namun tidak sepenuhnya menggunakan randomisasi dalam pembagian kelompok. Artinya, peneliti tetap menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tetapi pembagian subjek dilakukan dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
Metode ini sering dipakai di bidang pendidikan dan kesehatan, karena peneliti tidak mungkin secara bebas mengacak peserta (misalnya, membagi siswa ke sekolah berbeda). Analisis data yang digunakan biasanya mencakup uji perbedaan rata-rata (misalnya t-test atau ANOVA) untuk melihat pengaruh perlakuan, serta analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian.
Latar Belakang Masalah
Masalah gizi pada anak usia sekolah dasar masih menjadi tantangan di banyak daerah, termasuk Gunung Kidul. Kekurangan gizi dapat berdampak pada kesehatan, konsentrasi belajar, dan perkembangan anak. Program Makanan Bergizi (MBG) diperkenalkan untuk meningkatkan status gizi siswa melalui pemberian makanan sehat dan edukasi gizi di sekolah.
Namun, efektivitas program ini masih perlu diuji dengan pendekatan penelitian yang sistematis. Oleh karena itu, dilakukan penelitian quasi eksperimen untuk mengetahui pengaruh program MBG terhadap status gizi siswa SD.
Rumusan Masalah
-
Bagaimana kondisi status gizi siswa SD sebelum pelaksanaan program MBG?
-
Apakah terdapat perbedaan status gizi siswa setelah pelaksanaan program MBG dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengikuti program?
Kerangka Teori
- Teori Gizi: Status gizi dipengaruhi oleh asupan makanan, aktivitas fisik, dan faktor lingkungan.
- Teori Belajar Sosial (Bandura): Anak-anak dapat mengubah perilaku makan melalui contoh dan intervensi yang diberikan guru atau program sekolah.
- Model Input-Proses-Output: Program MBG sebagai input → proses berupa pemberian makanan sehat → output berupa peningkatan status gizi siswa.
Hipotesis
- H0 (Hipotesis Nol): Tidak ada perbedaan signifikan status gizi siswa antara kelompok yang mengikuti program MBG dan yang tidak.
- H1 (Hipotesis Alternatif): Ada perbedaan signifikan status gizi siswa antara kelompok yang mengikuti program MBG dan yang tidak.
Metode Penelitian
Implementasi Penelitian
- Tahap Awal: Pengukuran status gizi awal (tinggi badan, berat badan, IMT).
- Tahap Intervensi: Pemberian makanan bergizi kepada kelompok eksperimen selama 3 bulan.
- Tahap Evaluasi: Pengukuran status gizi kembali pada kedua kelompok.
- Tahap Analisis: Membandingkan hasil kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil Penelitian (Ringkasan Hipotetik)
- Kelompok eksperimen: rata-rata IMT meningkat dari kategori kurang gizi ringan menjadi normal.
- Kelompok kontrol: tidak terjadi perubahan signifikan pada status gizi.
- Analisis uji t: terdapat perbedaan signifikan (p < 0.05) antara kedua kelompok, yang berarti program MBG berpengaruh positif terhadap peningkatan status gizi siswa.
Kesimpulan
Penelitian quasi eksperimen ini menunjukkan bahwa program MBG efektif dalam meningkatkan status gizi siswa SD di Gunung Kidul. Hasil ini mendukung pentingnya implementasi program gizi sekolah secara berkelanjutan.
Saran:
- Program MBG sebaiknya diperluas ke lebih banyak sekolah di daerah dengan masalah gizi.
- Perlu ada monitoring jangka panjang untuk melihat dampak berkelanjutan.
- Keterlibatan orang tua dalam edukasi gizi juga sangat penting agar kebiasaan makan sehat berlanjut di rumah.
Komentar
Posting Komentar