Pengantar
Setelah melewati tahap uji validitas dan reliabilitas, artinya kuesioner yang kamu buat telah terbukti layak digunakan sebagai instrumen penelitian utama. Nilai r Pearson menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan memiliki korelasi yang kuat dengan total skor, dan nilai Cronbach Alpha menegaskan bahwa kuesioner memiliki konsistensi internal yang baik.
Lalu, apa langkah berikutnya setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel?
1. Finalisasi dan Penyusunan Instrumen Penelitian
Sebelum masuk ke lapangan, peneliti perlu memastikan bahwa seluruh item pertanyaan yang tidak valid telah dihapus atau direvisi.
Langkah ini meliputi:
-
Menyusun ulang format kuesioner (tata letak, penomoran, dan petunjuk pengisian).
-
Menggabungkan seluruh item valid menjadi satu dokumen final.
-
Melakukan proofreading untuk memastikan kalimat pertanyaan mudah dipahami oleh responden.
Tips: Simpan versi digital dan cetak kuesioner final agar mudah digunakan saat uji lapangan nanti.
2. Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Instrumen yang sudah siap kini harus diarahkan pada populasi dan sampel yang tepat.
Langkah-langkahnya meliputi:
-
Menentukan populasi sasaran (misalnya mahasiswa fisioterapi tingkat akhir atau pasien klinik).
-
Menentukan jumlah sampel berdasarkan rumus (misalnya Slovin atau Cochran).
-
Menyiapkan daftar atau daftar nama responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
Tujuannya adalah agar data yang dikumpulkan mewakili kondisi sebenarnya di lapangan.
3. Penyusunan Proposal untuk Pengajuan Izin Penelitian
Setelah instrumen siap dan sasaran penelitian jelas, peneliti wajib menyusun proposal resmi berisi:
-
Latar belakang dan tujuan penelitian.
-
Kajian teori dan kerangka konsep.
-
Metode penelitian (termasuk kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya).
-
Jadwal dan lokasi penelitian.
-
Surat permohonan izin penelitian dari fakultas atau lembaga.
Proposal ini nantinya akan dilampirkan dalam pengajuan izin ke instansi terkait.
4. Mengurus Perizinan Penelitian
Tahap ini merupakan bagian administratif namun sangat penting. Prosesnya meliputi:
-
Mengajukan surat izin penelitian ke kampus atau fakultas tempat peneliti terdaftar.
-
Membawa surat pengantar tersebut ke instansi tempat penelitian dilakukan, misalnya rumah sakit, sekolah, puskesmas, atau perusahaan.
-
Menunggu persetujuan dari pihak berwenang.
Catatan: Beberapa instansi memerlukan waktu 1–2 minggu untuk proses izin, jadi pastikan perencanaan waktu penelitian kamu realistis.
5. Persiapan Teknis Sebelum Pengumpulan Data
Sambil menunggu izin keluar, peneliti bisa melakukan beberapa persiapan penting:
-
Mencetak kuesioner sesuai jumlah sampel.
-
Menyiapkan alat tulis, daftar hadir responden, dan lembar informed consent.
-
Jika menggunakan kuesioner digital (Google Form, KoboToolbox, dll.), pastikan format dan logikanya telah diuji coba.
Pro tip: Lakukan simulasi kecil untuk memastikan responden memahami isi pertanyaan dan tidak ada kendala teknis.
Penutup
Setelah melewati tahap-tahap tersebut, kamu sudah berada di gerbang menuju pengumpulan data utama — inti dari seluruh proses penelitian.
Ingatlah bahwa data yang valid berasal dari instrumen yang reliabel, dan proses perizinan yang tertib memastikan penelitianmu berjalan lancar dan etis.
Setiap langkah kecil yang kamu ambil adalah bagian dari perjalanan ilmiah menuju karya akhir yang berkualitas.
Jika Anda merasa proses penyusunan tugas akhir berjalan lambat atau penuh kebingungan, mencari pendamping akademik adalah langkah bijak. Bukan untuk menggantikan peran Anda, melainkan mempercepat pemahaman dan meningkatkan kualitas penelitian.
Jangan ragu mengambil dukungan yang tepat. Tanggung jawab akademik tetap di tangan Anda, dan pendamping akademik siap mendorong Anda menuju kelulusan dengan cara yang benar.
SIAP MEMULAI AKHIR PERJALANAN AKADEMIK BERSAMA KAMI?
Baca artikel terbaru kami untuk memperluas wawasan dan menemukan solusi praktis dalam penyusunan skripsi:
Download program statistik gratis – siap pakai untuk analisis skripsimu!
Komentar
Posting Komentar